Kamis, 13 Oktober 2011

Tawuran Pelajar

By : Dedy Jaya
UG " 1IC04"


BAB
2
TAWURAN PELAJAR

A.     TAWURAN ANTAR PELAJAR YANG MENGAKIBATKAN PENGANIAYAAN

 1.      Pengertian Tawuran Antar Pelajar
Tindakan yuridis yang dilakukan oleh kepolisisan terhadap para pelajar yang melakukan tindakan kriminal dapat diterima. Karena hal itu bermanfaat untuk menciptakan rasa aman dan rasa terlindungi pada masyarakat dari tindak kekerasan dan kekejaman mereka. Akan tetapi masih banyak pula para pendidik, orang tua, dan sebagian besar anggota masyarakat termasuk pers, menginginkan tindakan yuridis hendaknya didasari kearifan dengan mempertimbangkan latar belakang filisofis, sosiologis, dan psikologis yang telah menumbuhkan kerawanan perilaku menyimpang para pelajar.
           Tawuran adalah persoalan penting yang harus mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak termasuk pemerintah. Semua pihak harus sadar dan membuka mata lebar-lebar bahwa pelajar yang tawuran adalah generasi muda penerus bangsa yang seharusnya dibina dan disiapkan untuk menggantikan generasi tua
Pengertian antara perkelahian dan penyerangan dapat diadakan Perbedaan yaitu dalam perkelahian serangan dari para pihak dilakukan secara bersamaan, sedangkan pihak yang lainnya tidak. Perkelahian juga dapat dilakukan dengan penyerangan diantara pihak yang memulai terjadinya perkelahian tersebut. Baik dalam perkelahian maupu dalam penyerangan terlibat beberapa orang yang ikut serta, demikian juga halnya dengan perkelahian antar pelajar yang melibatkan dari kedua belah pihak.
2.   Akibat yang timbul dari tawuran antar pelajar
Perkelahian adalah merupakan suatu penyakit dalam masyarakat dan mengenai perkelahian antar pelajar tingkat SLTA yang mana akibatnya tidak hanya mengganggu bagi keamanan dan ketertiban umum melainkan juga membahayakan bagi pelajar itu sendiri. Apabila tidak segera mendapatkan perhatian dan penanggulangannya maka dampaknya akan lebih buruk lagi. Ada akibat-akibat yang ditimbulkan dari perkelahian antar pelajar itu antara lain :
a.      Akibat Bagi Pelajar
Perkelahian dikalangan pelajar merupakan suatu tingkah laku yang tidak pantas bagi seorang pelajar dan tingkah laku itu merupakan penyimpangan dari tingkah laku seorang pelajar. Perkelahian yang dilakukan secara massal dari kedua belah pihak yang berlainan sekolah atau kelas dan dalam perkelahian itu tidak hanya menggunakan tangan kosong tetapi juga menggunakan senjata tajam dan benda keras.
Melihat dari benda atau alat yang digunakan dalam perkelahian itu maka sudah dapat diduha akibat yang ditimbulkan dari perkelahian itu antara lain luka yang dialami salah satu pelajar yang ikut serta dalam perkelahian antar pelajar tersebut.
b.      Akibat bagi keluarga
Dengan turut serta anak-anak terlibat langsung dalam perkelahian antar pelajar yang kemudian ternyata mendapatkan tindakan dari pihak kepolisian, pimpinan sekolah atau dari masyarakat sekitarnya, maka akibatnya akan menimbulkan problema bagi keluarga atau orang tuanay berupa : teguran dari pihak pimpinan sekolah dan warga masyarakat sekitarnya serta peringatan dari pihak kepolisian.
c.       Akibat bagi sekolah
Jika perkelahian antar pelajar itu ternyata akan membawa nama sekolah bahkan terjadi di lingkungan sekolah maka akan membawa dampak negatif bagi sekolah tersebut berupa :
1.      Kerugian materiil yang mungkin timbul seperti rusaknya gedung sekolah maupun peralatan lain akibat dari pelemparan benda dari pihak lain.
2.      Kerugian yang menyangkut nama baik sekolah dalam masyarakat maupun aparat keamanan, yakni timbulnya kesan sekolah urakan dan menjadi pengawasan dari pihak yang berwajib.

d.      Akibat bagi masyarakat
Akibat yang langsung dialami oleh masyarakat dari perkelahian antar pelajar itu adalah terganggunya ketertiban dan keamanan di lingkungan sekitarnya. Kemudian apabila frekuensi kenakalan remaja dan perkelahian antar pelajar demikian tinggi maka tidak mustahil kindisi dan situasi lingkungan masyarakat yang rawan yang memungkinkan timbulnya bibit baru remaja yang nakal.

B.     FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TAWURAN ANTAR PELAJAR

Suatu tingkah laku tidak disebabkan oleh satu faktor saja melainkan dapat oleh berbagai faktor. Beberapa faktor tersebut adalah :
1.      Faktor yang ada di dalam diri pelajar sendiri
a.       Lemahnya Pertahanan Diri
Adalah faktor yang ada dalam diri untuk mengontrol dan mempertahankan diri terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan. Jika ada pengaruh negatif berupa tontonan negatif, bujukan negatif seperti pecandu dan pengedar narkoba, ajakan-ajakan untuk melakukan perbuatan-perbuatan negatif, sering tidak bisa menghindar dan mudah terpengaruh. Akibatnya pelajar itu terlibat ke dalam kegiatan-kegiatan negatif yang membahayakan dirinya dan masyarakat.
b.      Kurangnya Kemampuan Dalam Menyesuaikan Diri
Keadaan ini amat terasa di dunia pelajar. Banyak ditemukan pelajar yang kurang pergaulan. Inti persoalannya adalah ketidak mampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial,dengan mempunyai daya pilih teman bergaul yang membantu pembentukan perilaku positif.
c.       Kurangnya Dasar-dasar Keimanan di Dalam Diri Pelajar
Masalah agama merupakan suatu yang sangat krusial bagi seorang pelajar. Karena agama merupakan benteng diri pelajar dalam menghadapi berbagai cobaan yang datang padanya sekarang dan masa yang akan datang.
Sekolah dan orang tua harus bekerja sama bagaimana memberikan  pendidikan agama secara baik, mantap, dan sesuai dengan kondiri pelajar saat ini.
2.      Faktor Keluarga
Keluarga merupakan sumber utama atau lingkungan yang utama penyebab kenakalan remaja salah satunya yaitu perkelahian antar pelajar ini. Hal ini disebabkan karena anak itu hidup dan berkembang permulaan sekali dari pergaulan keluarga yaitu hubungan antara orang tua dengan anak, ayah dengan ibu dan hubungan anak dengan anggota keluarga lai yang tinggal bersama-sama. Keadaan keluarga yang besar jumlah anggotanya berbeda dengan keluarga kecil. Bagi keluarga besar pengawasan agak sukar dilaksanakan dengan baik, demikian juga menanamkan disiplin terhadap masing-masing anak. Berlainan dengan keluarga kecil, pengawasan dan disiplin dapat dengan mudah dilaksanakan. Disamping itu perhatian orang tua terhadap masing-masing anak lebih mudah diberikan, baik mengenai akhlak, pendidikan di sekolah, pergaulan dan sebagainya. Kalau kita berbicara keadaan ekonomi, tentu bagi keluarga besar dengan penghasilan yang sedikit akan repot, karena membiayai kehidupan yang pokok-pokok saja agak sulit apalagi untuk biaya sekolah dan berbagai kebutuhan lain. Karena itu sering terjadi pertengkaran diantara istri dan suami karena masalah ekonomi keluarga, yang menyebabkan kehidupan keluarga menjadi tidak harmonis lagi dan pada gilirannya mempengaruhi tingkah laku anak kearah negatif.
3.      Faktor Lingkungan Yang Tidak Kondusif
Pengaruh sosial dan kultur memegang peranan yang besar dalam menentukan perkembangan seorang anak dalam bertingkah laku. Kenakalan pada remaja dimana dalam hal ini mereka sangat terpengaruh oleh keadaan sosial yang buruk sehingga si anak menjadi nakal. Pengaruh lingkungan pergaulan yan buruk ditambah kontrol sosial dan kontrol diri yang semakin lemah maka dapat mempercepat pertumbuhan kelompok-kelompok anak nakal yang suka melakukan kegiatan-kegiatan yang bertentangan  dengan hukum sepert beramai-ramai atau secara massal.
Milieau atau lingkungan sekitar tidak selalu baik, dan menguntungkan bagi pendidikan dan perkembangan anak, lingkungan  yang ada kalanya dihuni oleh orang dewasa serta anak-anak muda kriminil dan anti sosial yang bisa merangsang timbulnya reaksi emosional buruk bagi anak-anak remaja atau pelajar yang masih labil jiwanya. Dengan begitu anak-anak remaja ini mudah terjangkit oleh pola tingkah laku kriminal, a susila dan anti sosial.
4.       Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan tempat pendidikan kedua setelah rumah tangga. Karena itu ia cukup berperan dalam membina anak untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Khusus mengenai tugar kurikuler, maka sekolah berusaha memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didiknya sebagai bekal untuk kelak jika anak telah dewasa dan terjun ke masyarakat. Akan tetapi tugas kurikuler saja tidaklah cukup untuk membina anak menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab. Karena itu sekolah bertanggung jawab pula dalam kepribadian anak didik. Dalam hal ini peranan guru sangat diperlukan sekali. Jika kepribadian guru buruk, dapat dipastikan akan menular kepada anak didik.
a.      Faktor Guru
Dedikasi guru merupakan pokok terpenting dalam tugas mengajar. Guru yang penuh dedikasi berarti guru yang ikhlas dalam mengerjakan tugasnya. Bila terjadi kesulitasn di dalam tugasnya, ia tidak mudah mengeluh dan mengalah. Melainkan dengan penuh keyakinan diatasinya semua kesulitan tersebut. Berlainan dengan guru yang tanpa dedikasi. Ia bertugas karena terpaksa, sebab tidak ada lagi pekerjaan lain yang mampu dikerjakannya.
b.      Guru Pembimbing/BK
Peran guru sebagai pembimbing merupakan dambaan dari setiap siswa. Kenakalan remaja bersumber pada hilangnya makna keberadaan diri siswa ditengah galau pembangunan di segala bidang. Rasa keterasingan, frustasi, konflik dan stress berkecamuk pada diri mereka, dan penyalurannya adalah kenakalan. Jika guru pembimbing/BK mampu melaksanakan harapan siswa yakni mengutamakan membimbing daripada mengajar, besar kemungkinan kenakalan dapat dikurangi. Sebagai pembimbing, guru harus memnuhi syarat kepribadian, dan sedikit ilmu tentag pribadi siswa, serta kemampuan berkomunikasi atau keterampilan konseling.
Mengenai kemampuan guru dibidang bimbingan dan konseling ( BK ) masih memprihatinkan. Kebanyakan mereka beranggapan bahwa BK itu adalah urusan guru yang dikhususkan dibidang tersebut, yaitu guru BK. Berhubung guru BK amat terbatas jumlahnya,maka jalan keluar adalah : semua guru harus berperan sebagai pembimbing.
c.       Fasilitas Pendidikan
Kurangnya fasilitas pendidikan menyababkan penyaluran bakat dan keinginan pelajar terhalang. Bakat dan keinginan yang tidak tersalur pada masa sekolah , mungkin akan mencari penyaluran kepada kegiatan-kegiatan yang negatif. Misalnya bermain di jalanan umum, di pasar, di mall dan sebagainya yang mungkin  akan berakibat buruk terhadap anak. Kekurangan fasilitas pendidikan yang lain seperti alat-alat pelajaran, alat-alat praktik, alat kesenian dan olagraga, juga dapat merupakan sumber gangguan pendidikan yang juga mengakibatkan terjadinya berbagai tingkah laku negatif pada anak didik.

C.    UPAYA PENANGGULANGANNYA 
Perkelahian antar pelajar yang mana dilihat dari perkelahian tersebut telah melebihi dari toleransi perbuatan seorang anak remaja, maka dari itu perlu diambil upaya-upaya untuk mencegah dan menanggulangi dari perkelahian antar pelajar tersebut agar akibat yang ditimbulan tidak lebih parah lagi, yang korbannya tidak hanya pelajar saja tetapi masyarakat sekitar.
Sebagai upaya untuk menanggulangi perkelahian antar pelajar tersbut ada beberapa tindakan yangdapat dilakukan yaitu :
1.      Upaya Preventif
Yang dimaksud dengan upaya preventif adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis, berencana, dan terarah, untuk menjaga agar kenakalan itu tidak timbul. Upaya preventif lebih besar manfaatnya daripada upaya kuratif, karena jika kenakalan itu sudah meluas, amat sulit menanggulanginya. Banyak bahayanya kepada masyarakat, mengamburkan biaya, tenaga dan waktu, sedang hasilnya tidak seberapa. Berbagai upaya preventif dapat dilakukan , tetapi garis besarnya dapat dikelompokkan atas tiga bagian yaitu :
a.      Di lingkungan keluarga
1.   Orang tua menciptakan kehidupan rumah tangga yang beragama
Artinya membuat suasana rumag tangga atau keluarga menjadi kehidupan yang bertaqwa dan taat kepada Allah di dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan sholat berjamaah, pengajian Al-Qur’an, keteladanan akhlak mulia, ucapa-ucapan serta do’a-do’a tertentu misalnya mengucapkan salam ketika akan masuk rumah dan pergi.
2.      Menciptakan kehidupan keluarga yang harmonis
Dimana hubungan antara Ayah, Ibu dan anak tidak terdapat percekcokan atau pertentangan. Hal ini dapat dilakukan  dengan memberikan waktu terluang  untuk berkumpul bersama anak-anak misalnya diwaktu makan bersama. Di waktu makan bersama itu sering keluar ucapan-ucapan dan keluhan-keluhan anak secara spontan.
3.       Adanya kesamaan norma-norma yang dipegang antara ayah, ibu dan keluarga lainnya di rumah tangga dalam mendidik anak-anak
Perbedaan norma dalam cara mengatur anak-anak akan menimbulkan keraguan mereka dan pada gilirannya menimbulkan sikap negatif pada anak dan remaja.
4.      Memberikan kasih sayang secara wajar kepada anak-anak
Kasih sayang yang wajar bukan lah dalam rupa materi berlebihan,akan tetapi dalam bentuk hubugan psikologis dimana orang tia dapat memahami perasaan anaknya dan mampu mengantisipasinya dengan cara-cara eduaktif.
5.      Memberikan perhatian yang memadai terhadap kebutuhan anak-anak
Memberikan perhatian kepada anak berarti menumbuhkan kewibawaan pada orang tua dan kewibawaan akan menimbulkan sikap kepenurutan yang wajar pada anak didik. Sikap kepenurutan yang wajar itu akan menimbulkan kata hati pengganti dalam diri anak
6.      Memberikan pengawasan secara wajar terhadap pergaulan anak remaja di lingkungan masyarakat
b.      Di lingkungan sekolah
a.       Guru hendaknya memahami aspek-aspek psikis murid
Untuk memahami aspek-aspek psikis murid, guru sebaiknya memiliki ilmu-ilmu tertentu antara lain : psikologi perkembangan, bimbingan dan konseling, serta ilmu mengajar ( didaktik – metodik ). Dengan adanya ilmu-ilmu tersebut maka teknik pemahaman individu murid akan lebih objektif sehingga memudahkan guru memberikan bantuan kepada murid-muridnya.
b.      Mengintensifikasikan pelajaran agama dan mengadakan tenaga guru agama yang ahli dan berwibawa serta mampu bergaul secara harmonis dengan guru-guru umum lainnya.
c.       Mengintensifikasikan bagian Bimbingan Konseling di sekolah dengan cara mengadakan Tenaga ahli atau menatar guru-guru untuk mengelola bagian ini
d.      Adanya kesamaan norma-norma yang dipegang oleh guru-guru
Hal ini akan menimbulkan kekompakan  dalam membimbing murid-murid. Adanya kekompakan itu akan menimbulkan kewibawaan guru di mata murid-murid, dan sekaligus memperkecil timbulnya kenakalan.
e.       Melengkapi fasilitas pendidikan
Dengan lengkapnya fasilitas tersebut akan dapat digunakan untuk mengisi waktu terluang misalnya selama libur sekolah 
f.        Perbaikan ekonomi guru
Jika gaji guru kecil, besar kemungkinan ia mencari tambahan di luar sekolah, seperti berdagang, menghonor di sekolah-sekolah lain atau bolos untuk mengurus keperluan di rumah. Jika gaji guru cukup dan mempunyai pula rumah yang layak, tentu ia mempunyai waktu untuk memikirkan tugasnya sebagai seorang guru dan akan mempunyai kesempatan untuk membina diri sendiri seperti memiliki buku-buku, berlangganan koran dan mengikuti kursus-kursus.
c.       Di lingkungan masyarakat
Masyarakat adalah tempat pendidikan ketiga setelah rumah dan sekolah. Ketiganya haruslah mempunyai keseragaman dalam mengarahkan anak untuk tercapainya tujuan pendidikan.Apabila salah satu pincang maka yang lain akan turut pincang pula.pendidikan di masyarakat biasanya diabaikan orang.karena banyak orang berpendapat bahwa jika anak telah disekolahkan berarti semuanya sudah beres dan gurulah yang memegang segala tanggung jawab soal pendidikan.

2.   Upaya Kuratif
    Yang dimaksud dengan upaya kuratif dalam menanggulangi masalah kenakalan remaja adalah upaya antisipasi terhadap gejala-gejala kenakalan tesebut, supaya kenakalan itu tidak meluas dan merugikan masyarakat. Upaya kuratif sacara formal dilakukan oleh Polri dan Kejaksaan Negri. Sebab jika terjadi kenakalan remaja bearti sudah terjadi suatu pelanggaran hukum yang dapat merugikan diri mereka dan masyarakat.
Upaya kuratif secara formal memang sudah jelas tugas yang berwajib, dalam hal ini polisi dan kehakiman. Akan tetapi anggota masyarakat juga bertanggung jawab mengupayakan pembasmian kenakalan di lingkungan mereka di RT, RW dan Desa. Sebab jika mereka membiarkan saja kenakalan terjadi disekitarnya, berarti mereka secara tidak sengaja merusak lingkungan masyarakat itu sendiri.
3.      Upaya Pembinaan
Mengenai upaya pembinaan remaja dimaksudkan ialah :
a.       Pembinaan terhadap remaja yang tidak melakukan kenakalan, dilaksanakan di rumah, sekolah, dan masyarakat. Pembinaan seperti ini yelah diungkapkan pada upaya preventif yaitu upaya menjaga jangan sampai terjadi kenakalan remaja.
b.      Pembinaan terhadap remaja yang telah mengalami tingkah laku kenaklan atau yang telah menjalani sesuatu hukuman karena kenakalannya. Hal ini perlu dibina agar mereka tidak mengulangi lagi kenakalannya

D.   Tawuran Pelajar Diakibatkan Lunturnya Jiwa Nasionalisme

        Purworejo, CyberNews. Aksi tawuran antar pelajar yang semakin marak terjadi di kota-kota besar ditengarai sebagai salah satu akibat dari lunturnya jiwa nasionalisme dari generasi muda. Oleh sebab itu, salah satu upaya mencegah terjadinya tawuran antar pelajar adalah dengan menguatkan rasa nasionalisme kebangsaan.
Hal itu terungkap dalam Dialog Interaktif "Fenomena Tawuran dan Solusinya" yang diselenggarakan oleh Forum Persatuan Bangsa Indonesia (FPBI) bekerjasama dengan Kantor Kesbangpolinmas di aula gedung PGRI, akhir pekan lalu.
Dialog interaktif yang menghadirkan narasumber guru besar ilmu antropologi Fakultas Ilmu Budaya Undip Prof Dr Mudjahirin Thohir itu diikuti para siswa, organisasi kepemudaan, organisasi wanita, serta para undangan lainnya dari stakeholder terkait. Dialog itu dipandu modertor Drs Titik Mintarsih.
Kepala Dinas Pendidikan Drs Bambang Aryawan MM dalam kesempatan itu mengungkapkan keprihatinannya atas maraknya gejalan tawuran pelajar. "Gejala ini juga harus diantisipasi jangan sampai terjadi di Kabupaten Purworejo," katanya.
Sementara, Prof Dr Mudjahirin Thohir menyebutkan, tawuran antar pelajar merupakan implikasi dari pertentangan berbagai kepentingan, baik menyangkut kepentingan ideologi maupun kepentingan lainnya yang ada di kalangan para pelajar.
Dia menengaskan, gejala tawuran pelajar itu tidak sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia, termasuk bertentangan dengan agama, hukum, norma sosial, dan norma agama. "Siswa sendiri memiliki andil besar untuk mencegah terjadinya aksi tawuran," katanya.
Langkah lainnya adalah penguatan jati diri dan ketahanan bangsa serta memperkuat jiwa nasionalisme kebangsaan. Yang penting juga adalah mensinergikan apart pemerintah dengan pihak terkait untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya gejala tawuran.
"Tindakan preventif ini penting. Juga kemajuan teknologi harus dimanfaatkan dari sisi positif, tidak justru dimanfaatkan sisi negatifnya karena akan menjadi kontraproduktif," tandasnya.

E.   KESIMPULAN

Dari teori dan pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa:
a. Derajat kejahatan anak remaja berkorelasi akrab dengan proses industrialisasi sehingga jumlah kejahatan anak remaja lebih banyak di kota-kota besar.
b. Kondisi lingkungan atau pengaruh kelompok merupakan salah satu penyebab timbulnya perilaku agresif
c. Identitas kelompok yang sangat kuat yang menyebabkan timbul sikap negatif dan mengeksklusifkan kelompok lain merupakan salah satu penyebab terjadinya agresivitas kelompok remaja kota
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegemaran berkelahi secara massal dibagi menjadi dua, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal.
e. Faktor internal adalah faktor yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi miliu di sekitarnya dan semua pengaruh dari luar. Perilaku mereka merupakan reaksi ketidakmampuan dalam melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar.
f. Faktor eksternal atau faktor eksogen yang dikenal pula sebagai pengaruh alam sekitar, faktor sosial atau faktor sosiologis adalah semua perangsang dan pengaruh luar yang menimbulkan tingkah laku tertentu pada remaja (tindak kekerasan, kejahatan, perkelahian massal dan sebagainya).
g. Kenakalan remaja dan perkelahian massal itu merupakan refleksi dari perbuatan orang dewasa di segala sektor kehidupan yang dipenuhi bayang-bayang hitam dan pergulatan seru (penuh intrinsik, kekejaman, kekerasan, nafsu kekuasaan, kemunafikan, kepalsuan dan lain-lain) yang terselubung rapi dengan gaya yang elegan dan keapikan
h. Kenakalan remaja dan perkelahian massal merupakan proses peniruan atau identifikasi anak remaja terhadap segala gerak-gerik dan tingkah laku orang dewasa ‘modern dan berbudaya’ sekarang ini.
i. Upaya kita menyembuhkan gejala patologis pada kenakalan remaja dan perkelahian massal yaitu:
• banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri, dan melakukan koreksi   terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan menuntun itu
• memberi kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat
• memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya dengan pengembangan bakat dan potensi remaja

Sumber :
Reza ictcommunity
Arie Budi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar